Senin, 28 Januari 2008

Ceplas-Ceplos

SMP NEGERI 1 SEMPOR “SEKOLAH SEKOLAH NDESO ?”
Oleh: Adman (Urusan Kurikulum)

“Sekolah ndeso” ? … itulah gelar yang disandang oleh SMP Negeri 1 Sempor saat ini. Saya ingat betul ketika alumni murid saya lulusan tahun 2006 yang sekarang menjadi siswi di salah satu SMK Negeri di kota Gombong. Masa Pak aku di “cemooh” oleh guru saya ! “Kata alumni murid saya”. Apa katanya ? “Seragam identitas sekolah mana itu” kata guru SMK tersebut sambil menunjuk kea rah murid saya yang baru masuk kelas X baru itu. “SMP Negeri 1 Sempor”, jawab murid saya. Huu … sekolah ndeso ya pantes !
Saya tidak tahu persis situasi percakapan guru dan murid saya di sekolah yang baru itu. Apakah dalam situasi sendau gurau apa serius. Karena ini hanya penuturan satu pihak, yaitu dari salah satu alumni murid saya. Itulah kenyataannya SMP Negeri 1 Sempor, tapi apa betul begitu ?

SMP NEGERI 1 SEMPOR MEMANG “NDESO”.
Suka tidak suka, mau tidak mau, SMP Negeri 1 Sempor berada di Desa “Jatinegoro Kecamatan Sempor”. Dan memang merupakan sekolah yang berumur belum terlalu tua (Unit Gedung Baru). Selain letaknya di desa, juga sebagian masyarakat memandang SMP Negeri 1 Sempor merupakan pilihan yang ketiga setelah SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 1 Gombong bagi masyarakat Sempor, Gombong dan sekitarnya.
Ini dibuktikan dengan minat masyarakat -termasuk guru SMP Negeri 1 Sempor sendiri- “beberapa tahun lalu” yang merasa mampu dari segi ekonomi dan prestasi memilih menyekolahkan di SMP Negeri 2 atau SMP Negeri 1 Gombong, kalau tidak memungkinkan baru menyekolahkan di SMP Negeri 1 Sempor.
Kondisi sekolah “ndeso” ini lebih diperparah “ketika masuk SMP masih menggunakan sistem NEM. Hampir semua guru di SD di sekitar SMP Negeri 1 Sempor mengarahkan kepada para muridnya yang memiliki NEM 37 atau lebih supaya sekolah di SMP Negeri di Gombong.
Kondisi ini sedikit berubah dengan diterapkannya masuk SMP menggunakan TES. Maka para guru di SMP Negeri 1 Sempor mulai mencari terobosan agar minat masyarakat mulai melirik SMP Negeri 1 Sempor.

“SEKOLAH NDESO” TIDAK SILAU DENGAN “SEKOLAH KOTA”
Sebenarnya upaya untuk merubah agar kesan “sekolah ndose” lebih berkwalitas dimulai kurang lebih tahun 1996. Ketika secara kompak meminta kepada Kepala Sekolah untuk diadakan perubahan kesejahteraan. Kepala Sekolah (waktu itu Bapak Wuryanto) menjawab dengan penuh “tantangan” bagi para guru dan karyawan di SMP Negeri 1 Sempor. Yaitu mengajak dengan perubahan total, dibahas secara baik melalui lokakarya.
Model pembahasan lokakarya ini yang kemudian dipakai oleh SMP Negeri 1 Sempor sampai sekarang. Warisan dari Bapak Wuryanto yang hanya diterapkan di SMP Negeri 1 Sempor saja (karena setelah pindah ke sekolah lain tidak memakai model ini) melahirkan mekanisme yang baik. Antara lain semua mekanisme kerja dibahas dalam lokakarya tahunan. Pergantian jabatan dilakukan setiap dua tahun sekali.
Mekanisme ini melahirkan guru-guru yang “kreatif dan berani” mengemukakan pendapat. Walaupun belakangan berjalan agak kurang sehat, tetapi kembali membaik, karena semua berkomitmen hasil lokakarya adalah keputusan tertinggi di SMP Negeri 1 Sempor. Dan bahkan beberapa pengawas berani berkomentar SMP Negeri 1 Sempor kuat pada lini tengah (kata Pak Teguh). SMP Negeri 1 Sempor Penuh dengan inovasi yang belum dilakukan di sekolah lain (kata Pah Kus). Saya tidak tahu apa kata pengawas ini pujian apa “cemoohan”. Tapi yang jelas SMP Negeri 1 Sempor berani menunjukkan sesuatu yang berberda. Bahkan dalam kesempatan disupervisi oleh Bawasda, salah seorang Bendahara Rutin (nama bendahara tahun 2002) berani memberikan sanggahan terhadap “tekanan” untuk membayar pajak diluar tanggung jawab keuangan rutin.
Terlepas dari salah apa benarnya sanggahan itu, tapi hal ini merupakan terdisi yang dikalang pejabat yang pada umumnya takut (munduk-munduk = bahasa Jawa). Tapi di SMP Negeri 1 Sempor memiliki kelainan. Kata sebagian teman-teman di sekolah lain “guru setengah gila” ?

“SEKOLAH NDESO” MENUJU “SEKOLAH BERMUTU”
Memang tidak mudah untuk dapat kepercayaan dari masyarakat, dalam kurun tiga tahun sebelum 2007 siswa yang masuk ke SMP Negeri 1 Sempor yang menduduki peringkat 1 sampai 40 didominasi anak dari Sempor, Tunjungseto, Kedungwringin, Sampang. Tapi mulai tahun 2006, 2007, peringkat satu mulai ditempati siswa dari Jatinegoro, Semanding, Selokerto, walaupun masih ada pula siswa yang berasal dari “gunung”. Tidak hanya itu sebagian guru SMP Negeri 1 Sempor yang biasanya menyekolahkan anaknya “yang pandai” ke Gombong, mulai merelakan sekolah di SMP Negeri 1 Sempor.
Walaupun jumlahnya belum banyak tetapi indikator ini menunjukkan pandangan SMP Negeri 1 Sempor “ndeso’ mulai bergeser. Ini bukan prestasi besar tetapi merupakan salah satu bukti hasil kerja keras para rekan guru di SMP Negeri 1 Sempor mulai menjadi kenyataan.
Ditambah prestasi akademik tiga tahun terahir terus naik, bahkan pada tahun 2006/2007 ada siswa SMP Negeri 1 Sempor Nilai UAN-nya sangat memuaskan untuk ukuran SMP Negeri 1 Sempor. Bahasa Indonesia 10, Matematika 10, Bahasa Inggris 9,67. Hasil UAN inilah yang sering mendapat sorotan luar biasa dari masyarakat. Dan SMP Negeri 1 Sempor mulai menjawabnya.
Dan dengan bermodal kekompakan, kreativitas, tidak takut dengan perubahan teknologi, guru-guru dan karyawan SMP Negeri 1 Sempor meningkatkan mutu SDM-nya. Dengan mengundang pakar pendidikan local (para pengawas) dalam bentuk pelatihan, bekerja sama dengan LSM yang konsen dengan pengarus utamaan anak, serta belajar Teknologi Informasi, menempuh S1 bagi yang belum, dan bahkan mulai ada yang sedang mengikuti S2.
Atas berkah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pemurah SMP Negeri 1 Sempor dipercaya oleh salah satu Yayasan dari Jakarta “yang tidak mau disebut namanya” menyumbang 82 unit computer “gres” alias baru IP 4, 2 unit printer, 2 unit LCD, 4 unit AC, 11.000 watt linstrik. Inilah yang menambah semangat dan percaya diri para siswa dan semua keluarga bersar SMP Negeri 1 Sempor untuk selangkah lebih maju dari SMP lainnya.
Dan mulai tahun pelajaran 2005/2006 berhasil membuat system nilai on line terbatas. Dan setelah melewati evaluasi dan perbaikan serta belajar kepada berbagai pihak insya Allah pada tahun 2010 nati SMP Negeri 1 Sempor akan menempatkan diri sebagai SMP yang berbasis “IT”. Dan dari tahun ke tahun sedang mempersiapkan diri untuk menuju kepada system nilai on line secara luas. Kalau saat ini nilai semua mata pelajaran dan semua kelas baru dapat diakses secara terbatas, insya Allah di tahun 2010 atau mungkin lebih cepat -mudah-mudahan- semua informasi baik nilai, hasil kegiatan lain, dan sebagainya dapat diakses secara luas melaui internet.
Kami mohon do’a dan dukungan dari masyarakat, agar SMP Negeri 1 dapat mewujudkan cita-cita luhur ini. Silahkan buktikan dan kunjungi kami untuk membuktikan kebenaran informasi ini. Kami tunggu putra putri terbaik saudara untuk bergabung di SMP Negeri 1 Sempor.



CERITA TENTANG KATAK KECIL
Sebuah Pelajaran Hidup
Oleh : Ir-One (GTT)

Pada suatu hari, ada segerombolan katak-katak kecil, yang menggelar lomba lari. Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi.
Penonton berkumpul bersama mengelilingi menara untuk menyaksikan perlombaan dan memberi semangat kepada para peserta.

Perlombaan dimulai …
Secara jujur, tak satupun penonton benar-benar percaya bahwa katak-katak kecil akan bisa mencapai puncak menara.
Terdengar suara : “Oh, jalannya terlalu sulir … ! Mereka TIDAK AKAN PERNAH sampai ke puncak menara”.
Atau :
”Tidak ada kesempatan untuk berhasil ... ! Menaranya terlalu tinggi ... !”

Katak-katak kecil mulai berjatuhan, satu per satu ... kecuali mereka yang tetap semangat menaiki menara perlahan-lahan, semakin tinggi dan semakin tinggi ...
Penonton terus bersorak dan berteriak ”Terlalu sulit ... ! Tak satupun akan berhasil ... !
Mendengar teriakan itu, makin banyak lagi katak kecil yang lelah dan menyerah ...

Tapi ada SATU yang melanjutkan hingga semakin tinggi dan tinggi ... !
Dia tak akan menyerah !
Akhirnya yang lain menyerah untuk menaiki menara, kecuali satu katak kecil yang telah berusaha keras menjadi satu-satunya yang berhasil mencapai puncak !
SEMUA katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini bisa melakukannya ?
Salah satu peserta bertanya bagaimana cara katak yang berhasil menemukan kekuatan untuk mencapai tujuan ?

Ternyata ...
Katak yang menjadi pemenang itu TULI !
Kata bijak dari cerita ini adalah jangan pernah mendengar orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis ... karena mereka mengambil sebagian besar mimpimu dan menjauhkannya darimu.
Selalu pikirkan kata-kata bertuah yang ada. Karena segala sesuatu yang kau dengar dan kau baca bisa mempengaruhi perilakumu !
Karena itu : Tetaplah selalu ... POSITIF
Dan yang terpenting : Berlakulah TULI jika orang berkata kepadamu bahwa KAMU tidak bisa menggapai cita-citamu !
Selalu pikirkanlah :
AKU DAPAT MELAKUKANNYA
I CAN DO IT
SMP NEGERI 1 SEMPOR DIKUNJUNGI OLEH PEGIAT HAK ANAK DARI CANADA
Suatu kehormatan tersendiri, dan dapat memotivasi para siswa-siswi SMP Negeri 1 Sempor

2 komentar:

SMP N 1 SEMPOR mengatakan...

O.K.... Saya Tunggu buktinya, he ...he...he...

mugi mengatakan...

Kayaknya nggak ndeso2 amat pak. lebih ndeso lagi smpn 2 sempor yang terletak di desa kentheng, pak sartono khan juga pernah menjadi kepsek disana, berapa tahun ya pak? letak smp itu deket rumah saya dan deket kuburan juga deket penggilingan beras ya paksartono ya... :) dan semenjak di "pegang" pak sartono smpn 2 sempor banyak kemajuan kok, yah emang sih belum begitu besar prestasinya karena smp ini juga masih lumayan baru. maju terus pak sartono!!!